Selasa, 17 Januari 2012

General Education


Latar Belakang Lahirnya General Education
adanya reaksi terhadap kecenderungan masyarakat modern yang mendewakan produk teknologi dan cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan.
menurut Philip H. Phenix (1964:6),enam pola makna esensial bagi segenap mahasiswa, yaitu:
- makna symbolycs (kemampuan berbahasa dan berhitung)
- makna empirics (kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris)
- makna esthetics (kemampuan memaknai keindahan seni dan penomena alam)
- makna ethics (kemampuan memaknai baik dan buruk)
- makna synoetics (kemampuan berfikir logis,rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah)
- makna synoptic (kemampuan untuk beragama /berfilsapat)
menurut Wolfgang Klafki (1968:20) general education merupakan bidang study yang komprehensif karena mendidik kepala, hati dan tangan secara integrasi. sasaran yang disentuh dalam general education adalah tiga potensi utama manusia yaitu : akal,hati dan tingkah lakunya.
program study general education di Amerika, dilatar blakangi oleh empat hal, yaitu :
1. sebagai reaksi masyarakat terhadap spesialisasi keilmuan yang berlebihan, dimana para spesialis telah mendewakan hasil-hasil temuannya yang menakjubkan, sementara mereka lupa pada nilai-nilai esensial kemanusiaannya.
2. sebagai reaksi terhadap kepincangan penguasaan minat-minat khusus dengan perolehan peradaban yang lebih luas.
3. sebagai reaksi terhadap pengkotak-kotakan kurikulum dan pecahnya pengalaman belajar siswa.
4. sebagai reaksi terhadap formalism dalam pendidikan liberal.
Konsep Pendidikan Umum Di Indonesia
berangkat dari UU no 20 thn 2003 tentang sistem pendidikan nasional, berdasarkan dari tujuan pendidikan nasional, kurikulum pendidikan nasional Indonesia selalu memuat nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan secara terintegrasi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar